Tuesday, November 22, 2011

"Raikan hatimu vs pahatkan syariat-MU"



Hari-hari yang penuh liku,
Dilingkungi keluarga, saudara-mara, teman-temanku,
Ditemani sahabat-sahabat setia, kesetiaannya dalam meraih CINTAMU..

Di satu persimpangan,
ku lelah, ku lemah,
hampir rebah,
Atas nama cinta,
huluran kasihmu ku terima,
menjadi penawar sakit yang tercipta,
Kini,
kita bisa berbangga, dalam payungan redha-Nya 

Jambatan hati telah kita bina,
Izinkanku merentasnya,
Inginku sentuh qalbu sutera
Bersama-sama menuju syurga-Nya..

Dedikasiku buatmu teman...



Namamu "Sahabat".

Pandanglah sekelilingmu, andai ada hati yang menangis hiba, ada yang menyapu duka, andai ada yang tersenyum bahagia, ada yang akan berkongsi ceria.

Sungguh indah merasai suasana itu, dikelilingi satu komuniti yang bergelar "sahabat". Terciptalah berbagai-bagai frasa bagi meraikan sepatah kata itu, "sahabat sejati", "sahabat setia", "sahabat baik",. Gelar lah apa saja,  namun definisinya tetap sama, jika anda memahaminya dengan mata, hati, jiwa yang ikhlas berpaksikan CINTANYA.

"Kasihmu vs Kasih-NYA". 

Saya ingin membawa anda untuk merenung sejenak, jika seseorang bertanya kepada anda, "Antara mengasihi sahabatmu dan mengasihi Pencipta-Mu", manakah selayaknya yang kamu lebihkan dalam prinsip kasih tersebut? Tanpa ada keraguan, kalimah "Allah" selayaknya mendapat tempat dibibirmu.

Tepat. Benar. Ternyata iman anda masih dipuncaknya.

Namun, sejauhmana keyakinan itu diraih dalam kehidupan anda. Sejauhmana anda mengaplikasikan yang disebut CINTANYA MENDAHULUI SEGALA ISI BUMI.

Ternyata persoalan itu menyentak jiwa. Malu + sebal. Hanya itu selayaknya perasaan yang dirasa. Ampuni diriku Ya Rabb..Sesungguhnya Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui sejauhmana cinta itu mengalir. 

Bagaimana dengan anda?..renunglah sejenak..Ayuh, bersama muhasabah, bersama kita bangkitkan rasa cinta.   Kita pimpin tangan "sahabat", sama-sama tingkatkan iman. 

"Merai hatimu vs memahat Syariat-Nya"

Memetik kata-kata penceramah & novelis terkenal iaitu Fatimah Syarha dalam salah sebuah ceramahnya:

"Kita tahu secara tepat, tapi tidak faham secara jelas"

Maksudnya disini, kita tahu sesuatu perintah atau larangan yang telah ditetapkan, tapi kita tidak faham secara mendalam tentang perkara tersebut. Kita tahu Allah telah tetapkan hukum terhadap sesuatu perkara, namun, kita tidak tahu mengapa hukum sebegitu ditetapkan, kita tidak tahu pengaplikasiannya, kita tidak tahu hikmahnya. Akhirnya, yang kita tahu "menyalahkan". 

Di sini, saya ingin kecilkan skopnya dalam konteks "persahabatan".

Saya percaya, kita sering mengalami dilema sebegini dalam persahabatan:

Monolog hati:
Hmm..sepatutnya dalam Islam x boleh buat macam 2..tapi klu aku tegur, x kena cara, dia terasa,   nanti masam muka plak..tup2, putus kawan. Ishk..biarlah dulu..

Situasi itu sering kita alami. Inilah yang saya aplikasikan maksud kita tahu secara tepat, tetapi tidak faham secara jelas. Kita tahu benda itu salah di sisi Islam, namun bila kurang kefahaman kita tentang perkara tersebut, kita secara tidak langsung membina sikap "membuat tidak endah" kepada perkara tersebut. Kalau kita memahami konsepnya secara tepat, kita tidak akan mengambil enteng tentang perkara tersebut. Kita akan berusaha memperbetulkan segalanya. 

Rumit kan berada dalam keadaan sebegini? Antara dua..me"rai" hati sahabat atau mempertahankan syariat-Nya. Dengan menjaga hati sahabat daripada menyakitinya, kita merasakan kita adalah sahabat terbaik, namun kita sebenarnya dalam diam "membunuhnya". Dia semakin jauh dari jalan syurga-NYA.Sahabat kah itu? Hati di sini kita jaga, yang DI SANA bagaimana?

Di sini lah termometer iman akan di guna pakai untk menyukat suhu iman kita. Andai suhunya tinggi, kita akan merasakan ketidakselesaan dalam hati. Panas. Andai suhunya rendah, kita akan beku di situ. Kaku. 

Tepuk dada, tanya iman. Itulah yang terbaik. Jika kita merasakan bahang Kasih-Nya, kita tanpa berlengah mencari peluang untuk menegur. Berusaha meraih hatinya dengan cara terhormat.  Andai kasih sahabat mengatasi segalanya, duduklah kita semua di tampuk yang selesa. Tenang buat sementara. Namun, ingatlah DI SANA kelak.

Bersedialah kita semua untuk menghadapi saat perbicaraan. Saat diaju persoalan:
"Sejauhmana kamu meraih hati temanmu demi memahat syariat-Ku di muka bumi ini" 
Saya masih tiada jawapannya..Bantulah saya dalam usaha meraih hati2 ini..hatimu dan hatiku..Ayuh, genggamlah tangan ini. Bersatu menegakkan syariat-Nya..

Menulis bukan atas nama kesempurnaan, namun, saling menyempurnakan. 

2 comments: